Pengalaman Dosen Muda Memiliki Mahasiswa Istimewah: Arti Hubungan Konstruktif


Pagi Kamis ini adalah hari kelima setelah kepergiaan Arfi. Sabtu telah berlalu dengan berlahan, namun meneruskan kehidupan (seolah tak ada duka), itu ternyata susahnya bukan main! Ampun, saya menyerah….

Sabtu ke Minggu, lalu ke Senin, setelah itu ke Selasa, berganti ke Rabu, dilanjutkan Kamis hari ini dan persiapan untuk Jumat besok. Rasanya lamaaaaaaaa sekali waktu berputar! Jarum jam yang saya plototin tak mau marathon bergeser ke angka-angka sesegera mungkin, karena tahu bahwa kenangan manis sulit dialihkan detik demi detik. Apa ini karena duka yang masih menganga lebar di relung hati saya? Terus terang, belum pernah dalam sejarah kehidupan pribadi saya, kepergian “orang lain” begitu mempengaruhi batin, hati dan pikiran saya. Jika sanak saudara saya menghadap kepada Sang Khalik akibat bencana tsunami tahun 2004 silam menyebabkan saya duka berbulan-bulan. Tentu itu hal yang wajar, bukan? Namanya juga saudara. Family! Artinya, hubungan darah kami kental. Namun Arfi, bukanlah saudara saya! Bukan family saya! Bukan berasal dari lingkaran keluarga saya. Kami pun tak ada hubungan darah yang kental. Kami utuh sebagai seorang individu tunggal dari sisilah keluarga non korelasi yang menyebrang pulau: Sumatera dan Sulawesi. Arfi adalah “orang lain” yang saya maksud!

Tapi musim telah mengubah hubungan “orang lain” itu menjadi naik level. Gara-gara suatu kesempatan dia sempat menyodorkan pertanyaan tentang Analytic Hierarchy Process di luar kelas, saya jadi memberi tanda pada mahasiswa ini. Waktu itu wajahnya sangat KEPO! Hahaha…. “menarik ya Bu, mengenai AHP ini. Tugas take home yang ibu berikan sudah saya kerjakan sendiri Bu!” katanya PD. “Bagus!” jawab saya bangga. Di saat temannya yang lain ogah-ogahan mengerjakan tugas, Arfi justru paling rajin meminta penjelasan hingga saya (sedikit) kewalahan. “Arfi, Arfi, pertanyaan kamu itu belum saya analisis. Maaf! Give me a day yah, saya akan cari dari referensi lain hehehe…” Saya memohon jeda sehari padanya. Dia janji akan datang hari berikutnya. Terus terang, semangat belajarnya ini memaksa saya belajar juga!

Semester terus beralih. Tahun Masehi pun bertambah angkanya. Kian lama, level kedekatan kami kian tinggi. Sejak tahun 2014, Arfi masuk dalam daftar mahasiswa favorit saya! Arfi berhasil membuktikan kualitas dirinya dan Choirul Rizal Fauzibersama tim dalam sebuah ajang kompetisi PPM Business Case Competition, sebuah ajang analisis kasus yang paling bergengsi di Indonesia (please open: http://researchcase-ppm.com/activities/bcc/). Kedua tim utusan Prodi kami lolos sebagai Finalis. Saya bangga banget! Berhari-hari diskusi dengan keenam mahasiswa ganteng-ganteng tersebut ternyata membuahkan hasil. Sebagai pengalaman pertama bagi mereka dalam jenis kompetisi ini, keberhasilan sebagai Finalis tentu langkah awal yang luar biasa! Sejak saat itu, nama Arfi selalu ada dalam benak saya ketika akan mengirimkan delegasi kompetisi. “Tapi, tahun ini saya mau fokus Skripsi Bu.” Katanya menolak. “Oia ya…” saya menepuk jidat. Baru sadar bahwa Arfi telah berada di ujung masa studinya. “kamu kenal sama Arfi-Arfi yang lain, nggak? Yang semangatnya kayak kamu!” Tanya saya. Tawanya pecah. “mana ada Arfi lain, Bu. kan cuma saya Arfi!”

Hubungan “orang lain” itu semakin naik level ke tingkat lebih tinggi setelah kami terikat dalam suatu perjalanan riset paling dinanti: Skripsi. Arfi resmi benar-benar masuk dalam kehidupan sehari-hari saya! Hehehe…Dia bukan lagi “orang lain”! Kami berkomunikasi sudah seperti minum obat, 3 kali sehari. Media komunikasi diantara kami pun semakin luas. Kedatangan Arfi ke ruangan saya juga tak terhitung lagi jumlahnya. Jadwal bimbingan kami habiskan lebih dari sejam. Bahan obrolan kami telah melebar kemana-mana. Kami saling mengingatkan jika ada kekhilafan. Kami saling berkirim kabar jika ada berita gembira. Dalam catatan otak saya, Arfi adalah orang pertama yang mengucapkan selamat atas keberhasilan tim Buah Batu lolos sebagai Finalis dalam ajang Imagine Cup Microsoft 2016. Tim itu sangat menginspirasinya. Saya sering menceritakan pengalaman saya mengenai perjalanan tim tersebut. Itu karena Arfi orang yang sangat care, perhatian, empati dan ikut bangga atas keberhasilan orang lain!

Menjadi seorang dosen merupakan nikmat tiada tara bagi saya. Ini bukan soal profesi. Bukan tentang gaji ataupun klaster pendidikan yang mendahuluinya. Keberhasilan menyelesaikan S1, S2, maupun S3 tidak bisa dijadikan parameter apakah kita, sebagai individu tunggal, dapat berhasil pula membangun hubungan dengan orang di sekitar kita atau tidak. Hubungan yang murni hanya dapat dibangun dari hati yang murni, sifat yang terbuka, pikiran yang jernih, serta mata yang mampu menyoroti “orang lain” bukan secara fisik tetapi secara nurani.

Saya memang tidak pernah bertanya kepada Arfi secara langsung, bagaimana dia terhadap saya. Bisa saja dia menganggap saya sebagai dosennya semata, atau pembimbing saja, atau hanya partner diskusinya dan tidak lebih. Tapi apa itu menjadi penghalang bagi interaksi kami berdua? Kenyataannya TIDAK! Dan apa itu menjadi beban saya, TIDAK! Selama ini kami menghargai rezeki Allah berupa keberadaan orang-orang seutuhnya tanpa syarat, seperti saya yang senantiasa bersyukur telah dipertemukan dengannya.

Sabtu itu kelabu minggu lalu. Saya dapati peti pelindungnya berwarna cokelat. Ada fisiknya di dalam situ. Kaku. Kemudian peti itu menjauh. Semakin menjauh dibawa terbang pesawat Batik Air dari Halim. Menjauh ke Pulau Sulawesi, hingga tiba di kampung halamannya. Saya menarik napas panjang. Realita hidup menambah pengalaman saya tentang arti kehilangan secara fisik, tapi tetap utuh dalam relasi batin dan pikiran. Memori tentang Arfi akan terus hidup, karena dia bukanlah “orang lain” Dia adalah guru saya! Guru kehidupan….

Berikut ini adalah foto kami, bersama dengan Arfi…

13151966_10206167151999555_808478461084345946_n

13164298_10206167150599520_6766176432130975897_n

13177410_10206167150879527_1678992110200588786_n

13230221_10206167151399540_2373580437352948183_n

Sincerely,

A Lecturer who become your fans!


Leave a Reply