Pengalaman Dosen Muda tahun 2016 jadi Pembimbing Riset: Proses Mendidik 9 Pemenang!


A good teacher can inspire hope, ignite the imagination, and instill a love of learning.” (Brad Henry).

Tahun ini saya merasa utuh! Hehehe…Jangan berpikir aneh-aneh dulu. Utuh menjadi seorang Dosen maksud saya! Setelah 2 tahun berlalu, akhirnya saya bisa meyakinkan diri sendiri bahwa “saya bisa menjadi seorang Dosen Pembimbing riset (a.k.a Skripsi) mahasiswa.”

Lah, emang apa susahnya menjadi seorang Pembimbing Skripsi?

Saya ingin mengatakan bukan susahnya, tapi prosesnya. Jika tidak tahan, maka seorang Dosen akan menyerah di tengah jalan (pembimbingan). Serius! Sehingga terdapat beberapa hal yang menjadi pelajaran bagi saya pada pengalaman perdana sebagai Pembimbing ini.

Pertama, saya belajar tentang membangun ikatan batin (ceilee…) dengan mahasiswa tingkat akhir, saya ulangi, mahasiswa tingkat akhir, ternyata sangat menantang. Mengapa? Ini ada kaitannya dengan orientasi mereka yang tak lain dan tak bukan yaitu: (1) Ingin cepat lulus, (2) ingin cepat lulus, dan (3) apapun hasilnya, ingin cepat lulus. Mereka menganggap bahwa Skripsi menjadi tahap akhir yang, jika tidak serius, maka akan memperlambat waktu kelulusan mereka. Terlambat lulus, terlambat dapat pekerjaan. Terlambat dapat pekerjaan, terlambat punya penghasilan. Terlambat punya penghasilan, terlambat melamar anak orang. #loohh…Hehehe, intermezzo dikit.

Maksudnya, selama menjadi seorang Pembimbing riset (daripada Skripsi, saya lebih sering menyebutkan “riset”), hal pertama yang saya pelajari adalah apa orientasi mahasiswa yang bersangkutan. Karena percaya atau tidak, orientasi mahasiswa atas riset akhirnya menggambarkan chemistry apa yang akan terbentuk antara saya dan dia. Jika orientasinya ingin cepat-cepat lulus tanpa persiapan matang pada karyanya, maka ikatan kami pun yaaaaa sekedar datang bimbingan, evaluasi, dan ketika diberikan input yang menantang sedikit saja, langsung resisten alias menolak. “tapi Bu, saya lihat dari penelitian orang itu nggak ada justifikasi ini itu….”

Saya jawab, “itu kan punya orang, sebaiknya untuk kasus kamu ini, risetnya harus diperkuat dengan analisis begini begitu. Namanya juga re-search, menemukan kembali. Berarti riset kamu harus lebih baik dan menemukan kembali keunikan lain pada topik yang sama ini.”

Tapi karena mahasiswa terburu-buru tersebut tetap ngotot, maka kalimat yang selanjutnya keluar adalah, “tapi Bu, kalau saya tambahkan analisisnya, berarti saya harus cek ke lapangan lagi, dan itu lama Bu. Nanti saya tidak bisa mendaftar sidang tanggal segini, dan wisuda saya diundur. Saya nanti……” Kalau sudah berkata begitu, saya ingin guling-guling di tanah. Hahahaha….Nggak lah, untungnya dari kesepuluh mahasiswa bimbingan (perdana) saya, tidak ada 1 pun yang berdebat seperti dialog yang saya tulis diatas. Hihihi….

Start now. Because one day you will wake up and there won’t be any more time to follow your dreams.” (Paulo Coelho)

Kesembilan mahasiswa bimbingan saya lebih fokus kepada proses. Salut! Mereka menghargai proses atas diri mereka sendiri tatkala mengerjakan riset akhir. Oia, dari 9 mahasiswa bimbingan saya T.A ganjil 2015-genap 2016 ini, 1 telah wisuda bulan April 2016. (a.n. Sabirin Arga, dan sekarang sedang mengikuti pendidikan Hafidz Al-Qur’an dengan Beasiswa Full di salah satu pesantren di Jatinangor). Jangan tanyakan soal semangat risetnya, Sabirin itu JUARAAAA! Dia berani menerima tantangan saya untuk melakukan analisis mendalam atas Faktor-Faktor Pendorong online shop milik mahasiswa di Bandung dari 6 universitas. Dia kritis, ketika saya beri arahan, dia fokus. Ketika saya sarankan menambah sumber paper, dia rela membaca paper sampai malam. Alhasil, Sabirin berhasil lulus pertama dan hasil risetnya telah terindeks IEEE.

6 mahasiswa bimbingan saya lainnya baru saja diwisuda pada Sabtu, 13 Agustus 2016 lalu. 2 sisanya akan menghadapi Sidang Akhir pada 19 Agustus 2016 minggu depan. Dan sayangnya, almarhum Arfi tidak sempat menyelesaikan riset yang sering kita diskusikan berjam-jam , karena rupanya Allah lebih menyayangi yang bersangkut. Al Fatihah. #missing you, Arfi.

Kedua, semangat mahasiswa yang sedang bergelut dengan riset akhir itu ternyata selalu naik turun. Seperti iman, ternyata keinginan mereka untuk melakukan revisi atas riset terkadang berada di puncak, terkadang berada di dasar hati tanpa hasrat. Malah peristiwa mahasiswa menghilang tanpa kabar selalu membuat deg-degan dosen pembimbing. Untungnya, semua mahasiswa bimbingan saya tidak pernah menghilang lama hahahha…Paling lama, mereka tidak memberi kabar 2 minggu, setelah itu saya kirim message, “bagaimana progress risetnya, Mawar (bukan nama sebenarnya)?” Maka dalam hitungan detik langsung direspon,”Bu, besok saya bisa bimbingan?” Saya jawab, “Bisa, jam 8 pagi yah.” Betul saja, besok pagi dia pasti jadi sosok pertama yang berdiri di depan ruang dosen dengan wajah innocent. Intinya, dia langsung melajutkan perjalanan risetnya. Hahaha….

“When you confront a problem, you begin to solve it.” (Rudy Giuliani)

Ketiga, komunikasi itu kunci utama. Riset merupakan karya pertama dan terakhir mahasiswa. Bisa dikatakan begitu, kan? Sebelumnya, sebagian besar mereka tidak punya pengalaman riset. Menulis secara ilmiah pun mungkin menjadi pengalaman berharga mereka yang membutuhkan waktu beradaptasi. Jadi wajar apabila mereka mengalami kesulitan dalam proses penyelesaian riset. Mereka harus bolak balik berkali-kali menemui saya hanya untuk menunjukkan berlembar-lembar kalimat di bagian Latar Balakang. Sehingga ketika saya katakan, “ok, it is good.” Wajah mereka langsung plong! Bukan apanya, saya tidak bermaksud mempersulit mereka, karena niat saya adalah mendidik mereka untuk berpikir dan menulis secara ilmiah sambil menikmati prosesnya.

Yang sering terjadi adalah komunikasi antar dosen dan mahasiswa pembimbing tidak maksimal sehingga terkadang mahasiswa enggan menungkapkan kesulitan yang sedang dihadapi. Dalam membangun komunikasi yang konstruktif, saya menempatkan mahasiswa sebagai partnerriset. Temen diskusi. Tanpa jarak. Saya katakan prinsip itu diawal periode pembimbingan! Saya ingin hadir sebagai orang pertama yang mereka temui jika mengalami kesulitan untuk segera mencari solusinya bersama. Komunikasi kita harus mudah, dengan media apapun. Dan Alhamdulillah, semua proses pembimbingan berjalan lancar dengan hasil terbaik.

“The rise of the new group-think and the power of working Alone.” (Susan Cain)

Keempat, saya menunjukkan kepada semua mahasiswa betapa saya begitu terhormat membimbing mereka dalam riset akhir. Ya, menjadi dosen pembimbing mereka itu merupakan kehormatan besar! Saya ingin menjadikan setiap individu mahasiswa sebagai “bintang” dengan potensi mereka masing-masing pada arena riset miliknya. Saya membesarkan potensi mereka. Dan dari apa yang saya pelajari, ternyata hal ini mempercepat proses pembimbingan riset. Mereka lebih semangat, percaya diri, berpikir mandiri dan selalu berusaha meski mengalami kesulitan terberat sekalipun. Mereka bermental baja! Mendidik calon pemenang seperti mereka, tentu suatu kehormatan tiada tara, bukan?

Genius itu akronim “geni-in-us”. Kekuatan bak pesulap dalam diri kita masing-masing.” (Robert Toru Kiyosaki).

Itulah hal-hal yang saya jadikan pengalaman berharga dalam peran sebagai dosen pembimbing riset mahasiswa angkatan 2010 dan 2012 Prodi Administrasi Bisnis, kampus tercinta Telkom University.

Kini, semua riset kita telah menyebar di berbagai publikasi. Berikut ini adalah beberapa foto wisuda mereka.

IMG-20160813-WA0005

Riset Adhitama Satyanegara tinggal tunggu terbit di Jurnal Trikonomika, Universitas Pasundan. For you info, Jurnal ini menapaki menjadi jurnal internasional sehingga penelitian Adhi harus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Adhi mahasiswa yang tenang, kalem dan cerdas. Selama bimbingan, dia paling kuat menganalisis dan mencari data pada industri smartphone. Ketika wisuda lalu, Adhi berhasil mempersembahkan gelar Cum Laude untuk keluarga besarnya, terumata kedua orangtuanya. Salut!

IMG-20160813-WA0001

Riset Syaifie Tanjung sedang di meja reviewer Indonesia Journal of Business and Entrepreneurship (IJBE), IPB. Syaifie itu paling cepat dalam mengerjakan revisi. Misalnya, dia menghadap saya pagi hari, lalu saya coret-coret draftnya dan memberikan input, malamnya dia langsung mengirimkan perbaikannya dengan hasil yang bagus, diluar ekspektasi saya. Super!

1471263842610

Riset Farah Atsila Budyanna menuju Konferensi Nasional Riset Manajemen (KNRM) X oleh PPM School of Management berkolaborasi dengan Universitas Mataram, dengan luaran publikasi pada Jurnal Terakreditasi Dikti. Farah itu kuat menghitung dan sabar dalam mengerjakan risetnya. Meski sempat jungkir balik untuk mengumpulkan data mentah dari perusahaan, namun akhirnya dia berhasil menyempurnakan risetnya. Bravo!

1471158439116

Riset Agatha menuju the 4th International Seminar and Conference on Learning Organization (ISCLO) dengan luaran publikasi pada Jurnal terindeks. Agatha dan saya sempat down ketika mengalami pending pada proposal karena dinilai kurang justifikasi. Tapi apa yang Agatha lakukan, dia menggali informasi dan mempertajam pertanyaan pada responden (kebetulan dia melakukan riset kualitatif). Alhasil, nilai sempurna dengan rata-rata diatas 80 berhasil dia raih. Skripsinya A. Mantab!

_20160402_080021

Riset Sabirin telah dipresentasikan ada iSEMANTIC Universitas Dian Nuswantoro dan sedang menunggu publish pada IEEE Explore. Sabirin tahan mendengarkan ocehan saya berjam-jam. Pernah saya memberikan perbaikan semua bab hampir 3 jam! Dia tahan. Dia menulis. Dia meng-improve risetnya. Sabirin pun diwisuda dengan bangga di mata orang tuanya karena menjadi yang tercepat! Subhanallah…

Mb Raihan Lokasi 20160814_063035

Riset Raihan Adiprima sedang menunggu evaluasi reviewer Jurnal Manajemen, Universitas Tarumanegara. Raihan fokus, konsisten dan tahan banting. Hahaha… Dia menyelesaikan risetnya meski harus menghitung ulang karena skala yang dianggap ragu oleh Penguji. Apa dia protes? Tidak. Raihan menghitung, mencoba, menghitung lagi dan mencoba lagi. Akhirnya, revisinya pun di-acc oleh Penguji. Great!

1471171681759

1471174134708

Riset Bayu Rachmadi segera submit ke Journal of Management and Business Review, PPM School of Management. Bayu merupakan mahasiswa yang strong dengan waktu yang harus dia bagi antara riset dan bekerja. Sempat kesulitan membagi waktu, namun pada akhirnya dia berhasil menyelesaikan riset dengan hasil yang bagus! Cool!

Riset Arfi akan saya lanjutkan. Meski secara fisik Arfi telah tiada, namun sosoknya menjadi Pemenang di mata saya. Sampai kapanpun!

Riset Zidnie Ilma dan Ronny Achmad Taufik masih dalam persiapan menuju Sidang Akhir. Insha Allah kalian pasti sukses juga!I Insha Allah.

Di hari bahagia ini, saya sebagai seorang yang pernah menjadi bagian dalam perjalanan 4 tahun masa studi kalian, ingin mengucapkan:

SELAMAT WISUDAAAAA…..

SELAMAT MENJADI SARJANA ADMINISTRASI BISNIS (S.AB.).

First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win.” (Mahatma Gandhi).

Kelak, kalian akan menjadi individu-individu pemenang yang akan dibanggakan oleh kita semua. Amin.

Sincerely,

Your research partner.


Leave a Reply