Perjalanan Dosen Muda tahun 2016 pada KNRM X: 104 Authors ke Arah Tengah, Lombok!


“Our critics make us strong. Our fears make us bold. Our haters make us wise. Our foes make us active. Our obstacles make us passionate. Our losses make us wealthy. Our disappointments make us appointed. Our unseen treasures give us a known peace. Whatever is designed against us will work for us.” (Israelmore Aviyor)

Ada momen dimana September Ceria tidak hanya sekedar judul lagu dari seorang penyanyi sekaliber Vina Panduwinata saja. Karena bagi saya, September tahun 2016 ini benar-benar ceriaaaaa….

Then, finally it’s travel time! Yiipiie…

Semua berkah September saya terwujud berkat Konferensi Nasional Riset Manajemen (KNRM) X yang digelar apik oleh unit Research Centre and Case Clearing House (RC-CCH) dibawah naungan PPM School of Management, serta menggandeng Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Mataram sebagai partner. KNRM merupakan agenda tahunan PPM School of Management yang menjadi pusat diskusi terbesar Manajemen di Indonesia, meliputi Human Resource, Financial, Marketing, Entrepreneurship, Operation dan Strategic Management dari berbagai latar belakang pendidikan, mahzab dan profesi.

4Pada tahun kesepuluh-nya ini, PPM sengaja mengambil lokasi di salah satu hotel di kota Mataram – Nusa Tenggara Barat, sehingga memaksa semua orang terbang ratusan kilometer ke provinsi bagian tengah yang terkenal sebagai Negeri Seribu Mesjid tersebut. Sebanyak 106 para pemakalah (authors) yang paper-nya dinyatakan lolos, peserta seminar dan sejumlah praktisi lintas industri akan berkumpul di Hotel Lombok Raya selama 3 hari yaitu mulai tanggal 20-22 September 2016. Semua harapan, keinginan dan konsentrasi para individu yang haus akan ilmu pengetahuan dipertemukan demi suatu topik visioner: “Akselerasi Daya Saing Menuju Keunggulan Organisasi yang Berkelajutan.” Sounds great, isn’t it?

Menurut Ketua PPM School of Management, Bapak Alexander Liang, Ph.D, ketika menyampaikan sambutannya bahwa KNRM X tahun 2016 menerima 168 paper namun hanya terpilih 104 paper untuk dipresentasikan. How selective KNRM is, right! Alhamdulillah riset saya dan Farah Atsila Budyanna (Ara) dinyatakan lolos seleksi sehingga kami pun tak perlu berpikir dua kali untuk mempersiapkan diri, packing, beli tiket dan lalu menyebrangi lautan keluar pulau Jawa untuk menjemput kesempatan emas di KNRM X. We definitely don’t want to miss this opportunity! Siapa yang mau ikut ke Lombok? Hayo ngacung! Hehehe.

Selama saya mengikuti KNRM X ini, terdapat beberapa hal yang ingin saya share karena dimata saya KNRM begitu membekas hingga ke relung hati terdalam. Ceilee…

Pertama, mengenai pembicara. Seperti kebanyakan Konferensi baik skala nasional maupun internasional pada umumnya, pasti menghadirkan beberapa pembicara berkelas dan istimewa. Istilahnya adalah Keynote Speaker dan Invited Speaker. Pada KNRM X turut menghadirkan Bapak H. Komari Subakir, MM. (Direktur Utama Bank NTB) selaku Keynote Speaker pada hari pertama. Beliau menginspirasi semua yang hadir di Ballroom Rinjani nan megah waktu itu terkait “Service Excellent” dalam industri jasa finansial.

Dalam catatan saya, Bank NTB yang dia pimpin telah mengalami perubahan signifikan sehingga benar-benar men-deliver “Service Excellent” kepada nasabah. Organisasi Bank NTB mengakselarasikan daya saing melalui (1) revitalisasi visi misi dan budaya perusahaan; (2) implementasi Standar Layanan Prima hingga batas optimal; (3) komitmen terhadap Good Corporate Governance; (4) dilengkapi dengan manifestasi inisiatif strategis untuk meningkatkan operasional Bank yang lebih baik. Setelah sang Dirut menunjukkan bukti-bukti konkret atas perubahan fundamental organisasi, mendadak saya jadi rajin lirik dan liat-liat kondisi Bank NTB selama di kota Mataram sekedar membuktikan apa yang diceritakan Pak Dirut tentang organisasinya. Hasilnya? Terbukti memang. Bravo!

Di hari ketiga, giliran Ibu Ir. Wulani Wihardjono, MBA. (Chief Financial Officer PT. Tatalogam Lestari) serta Bapak TGH. Hasanain Juaini (Penerima Ramon Magsaysay Award 2011 sekaligus Pimpinan PP. Nurul Haramain NW Narmada) bertindak sebagai Invited Speakers sejak pagi hingga siang hari. Ibu Wulani mengajarkan saya arti “impian itu jangan setengah-setengah”. Siapa yang tidak mengenal perusahaan sekaliber Tatalogam? Perusahaan yang dia kendalikan merupakan penguasa bisnis genteng metal nomor wahid di Indonesia! Dia mengawali bisnisnya dengan impian ingin mengubah genteng semua rumah di Nusantara menjadi metal dari Sabang sampai Merauke. Gila!

Dulu visi tersebut ditertawakan karena diyakini tidak akan terwujud. Namun melalui riset, intuisi, ide, kreasi, tenaga, waktu, modal dan leadership yang mumpuni terbukti Tatalogam berhasil mengubah semua genteng rumah orang Indonesia dan secara otomatis membawa perusahaan Tatalogam masuk dalam jajaran perusahaan besar di Negara ini dengan profit beberapa digit.

“Dimanapun kita berada, jangan ragu untuk selalu melihat ke atas!” (Ir. Wulani Wihardjono, CFO PT. Tatalogam Lestari – Indonesia)

Sedangkan Bapak TGH. Hasanain Juaini memberikan praktek manajemen dari perspektif lain. Bukan pada objek perusahaan atau BUMN, tetapi Pondok Pesantren. What? Beliau bukan sekedar pemimpin biasa, tetapi individu yang membentuk dan menciptakan filosofi baru yang mengandung unsur Supreme (dalam hal ini Tuhan), alam, manusia, agama, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, ekologi, sosial dan ekonomi secara seimbang. Ini bukan versi abal-abal loh! Karena filosofi tersebut 100% telah mengantarkan organisasi pesantren Nurul haramain ke tingkat dunia dimana lulusannya banyak yang berkiprah di kancah internasional.

t apa sih pSee, Pesantren yang well-managed pun mencapai puncak keberhasilan dalam ranah yang prestigious, bukan hanya instansi private dan public yang harus well-managed kan? Dari semua pembicara, dapat dibayangkan betapa banyak ilmu dan pengetahuan yang telah ditransfer, bertransformasi dan menginspirasi lahirnya pemikiran-pemikiran baru demi percepatan daya saing individu maupun organisasi. Namun sayangnya, pembicara Gubernur NTB yang saya tunggu tak bisa terwujud padahal saya penasaran terhadap sosok yang satu ini mengapa begitu dibanggakan oleh warga NTB. Saya ingin tahu apa saja gebrakan yang dicanangkan sehingga NTB berubah signifikan mengikuti perkembangan yang dinamis. Selain di posternya terlihat sangat muda dan ganteng ya hehehe… #hussh

“If you want your life to be more rewarding, you have to change the way you think.” (Oprah Winfrey)

Kedua, mengenai field trip. Ini nih alasan kuat kedua saya nekad ke Lombok! Hehehe…Saya sudah bertekad akan mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia setahap demi setahap. Profesi sebagai seorang Dosen tidak pernah menutup peluang saya untuk mewujudkan cita-cita mengelilingi Nusantara dan bahkan dunia karena justru banyak jalannya, salah satunya adalah Konferensi. Agenda field trip selalu yang dinanti loh! Panitia mengajak semua peserta mengunjungi bengkel produksi gerabah di kawasan Banyumulek, ke Pantai Selong Belanak lihat orang surfing, ke Pantai Kute yang indah, ke kampung tradisional Sade demi berjumpa dengan pengrajin kain khas Lombok dan tak lengkap rasanya kalau belum (atau sekedar) lihat-lihat dan beli (kalau ada yang cocok) mutiara Sekarbela. Seharian kita berwisata.

“One’s destination is never a place, but a new way of seeing things.” (Henry Miller)

Kita menempuh Lomboh Barat, ke Tengah, lalu sedikit ke Timur dan akhirnya berlabuh di pantai. Kita menelusuri jalanan by pass Lombok yang dihiasi bentangan sawah hijau nan asri di sisi kiri dan kanan serta bukit-bukit yang berjejer rapi seolah menjadi pagar tegap bagi kedua sisi aspal mulus ribuan meter. Teriknya matahari yang bersinar menambah keindahan pada ruang langit, yang tidak mungkin sama indahnya dengan langit di kota Bandung. Langit di Lombok itu beda! Kombinasi biru langit, hijau sawah dan teriknya matahari Lombok menegaskan bahwa perjalanan saya masih sangat minim. Tapi tak apa! Meski sebenarnya singkat namun cukup membuka mata saya bahwa Indonesia memang kaya, termasuk Lombok. Lombok mengajarkan saya tentang keseimbangan alam dan seni asli suku yang sudah “ default gifted” dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Saya bersyukur telah sampai ke Lombok dan tidak ada penyesalan sedikit pun. Kurang indah apa coba negeri ini?? Tugas kitalah untuk menjelajahinya plus melestarikannya sampai kapan pun. Jleb!

“On earth there is no heaven, but there are pieces of it.” (Jules Renard)

Ketiga, mengenai parallel session riset. Saya dan Farah tergabung dalam bidang OPS (Operations) karena riset yang kami presentasikan terkait Antrian pada jasa perbankan. Panitia mengelompokkan ke-seratus empat paper sesuai bidangnya masing-masing yang terbagi atas 3 sesi perhari. Bisa dibayangkan betapa padatnya jadwal paralel diseminasi riset semua author pada empat ruangan meeting di Hotel Lombok Raya. Semua riset sangat menarik dan mendukung tema KNRM X sehingga saya dan Farah berusaha keras untuk masuk ke semua sesi agar tidak ada yang terlewatkan. Ketika tiba giliran kami presentasi, sengaja kami berdua maju dan membagi dua kajian yang disampaikan. Di sesi tanya jawab, kami memperoleh pertanyaan dan konfirmasi dari peserta lain termasuk pertanyaan kontribusi yang dapat diberikan kepada keunggulan organisasi objek penelitian kami. Meski sudah sering mengikuti parallel session dan tampil sebagai pemakalah di berbagai konferensi, namun diakhir momen setelah presentasi bagi saya pribadi itu rasanya seperti bisul pecah. Duaaarrrr!

“Ever tried. Ever failed. No matter. Try again. Fail again. Fail better.” (Samuel Beckett)

KNRM X bukan sekedar konferensi nasional yang setelah dihadiri maka cerita akan berakhir. Bukan! Namun KNRM telah menjelma sebagai tujuan hati yang ingin belajar, bersilahturahmi dan berkarya secara massif tanpa merasakan adanya perbedaan asal usul instansi. Menurut saya, PPM School of Management dan Universitas Mataram berhasil membangun tirai keilmuan dalam cita rasa asli Indonesia sehingga (yakin) saya, Farah, semua author dan peserta merasa menjadi bagian dari KNRM X dan akan selalu menanti KNRM tahun depan, tahun depan, dan tahun selanjutnya.

“The journey of a thousand miles begins with a single step.” (Lao Tzu)

Berikut ada sedikit dokumentasi pengalaman saya selama mengikuti KNRM X di Lombok pada 20-22 September 2016 di Hotel Lombok Raya.

c360_2016-09-20-07-07-52-9011

Setelah dua tahun mengincar KNRM, akhirnya bisa juga tembus! Alhamdulillah🙂

c360_2016-09-20-11-08-46-200

Karena berdua itu lebih baik! Bersama Farah Atsila Budyanna ketika hari pertama. How exciting we are!

c360_2016-09-20-10-57-56-4221

We love this moments!

c360_2016-09-23-06-07-47-4381

Bersama teman baru dari Universitas Surabaya (Pak Sugeng) dan Dosen2 cantik dari Banjarmasin, STIE Indonesia.

c360_2016-09-23-06-06-42-5571

Begini ekspresi kami setelsai presentasi. How proud we are!

c360_2016-09-23-06-11-32-2001

c360_2016-09-23-06-13-29-0861

c360_2016-09-21-14-45-49-0441

Ketika berada di Kampung Sade, salah satu kampung tujuan wisata di Lombok karena masik menjaga keaslian suku Sasak.

c360_2016-09-22-04-32-08-2591

c360_2016-09-21-11-44-40-2441

Pantai Kuta. Asik!

c360_2016-09-21-09-31-02-0601

c360_2016-09-25-11-04-23-0311

Pengalaman ini tidak akan tergantikan, meski dengan milyaran rupiah karema ini cuma punya kita!

img_20160925_1907261

Insya Allah KNRM XI akan diadakan di Pulau Sumatera. Kepastian tempatnya belum diputuskan jadi masih rahasia. So, see you soon!

Sincerely,

KNRM Author: Cut & Ara

,

Leave a Reply