Tangga Bawah


Terpacu dingin aliran darahku,
Saat lelaki paruh baya bersuara bass pecah menjawab salamku,
Nadiku ikut melangkah,
Saat suasana alunan musik mengiringi sepatu putihku memasuki ruang 4×4 meter,
Ikut berdetak jantungku,
Saat sosok itu menghampiriku….Senyum tulusnya memang indah,
Setidaknya tidak berubah sejak aku mengenalnya sebulan yang lalu,
Tahi lalatnya menawan itu tetap di atas bibir,
Setidaknya tidak bergeser sejak aku menjabat tangannya 30 hari yang lalu,
Dan harapku tetap membara,
Setidaknya tidak berubah sejak aku direkomendasikan bergabung 720 jam yang lalu….

Aku ingin mandiri,
Ingin menambah pengalaman,
Inginbanyak belajar,
Ingin merasakan persiapan mental ketika menjajaki di tangga bawah…..

Aku teringat pepatah, bahwa dunia mulai tidak aman !
Jangan pernah sok bisa menghadapi dunia ini,
Sebab mau tidak mau, setiap orang dituntut untuk mulai menyusun alur kesuksesannya….

Tangga bawah ku mulai ku pondasikan,
Melalui sosok itu, aku menggantungkan kebutuhan semen asa dan batu bata keberanian
membuat tangga kesuksesan ku,
Jauh sebelum dunia ini berubah dan menerkamku secara tiba-tiba,
Aku harus sudah bisa menyelesaikan tangga pertama ini dengan bantuan kerikil doa.

 

Sincerely,

Author


Leave a Reply