Category: Cerpen & Puisi

  • Yang Terselip Diantara Ungu

    Jam tangan menunjukkan pukul 13.45 WITA. Ruang kelas hampa tanpa siswa seorang pun. Deretan meja dan kursi telah ditinggalkan penghuninya satu demi satu. Hujan yang turun di luar ruangan begitu deras. Butirannya yang berbenturan dengan tanah sanggup menggetarkan bumi untuk kemudian berdiam sejenak, dan basah sesuai lamanya hujan. Tubuhku bersandar di dinding kelas tanpa mampu…

  • Bangku Di Sebelah Andasie

    Aku jatuh cinta? Aku tersenyum. Membayangkannya saja sudah membuatku geli setengah mati. Aku merasakan apa yang dirasakan teman sekelasku yang tergila-gila kepada siswa kelas sebelah. Aku? Bisa jatuh cinta? Aduh…malu rasanya. Tapi mau! Sejak kapan aku bisa merasakan yang namanya bunga-bunga asmara ala anak sekolah? Sejak kemarin sore? Aku tertawa lepas seorang diri. Lalu tersipu,…

  • Bukan Sekedar Ungkapan

    Bel tanda kegiatan belajar mengajar berbunyi nyaring seantero sekolah. Semua siswa bersorak gembira, seperti melepaskan penat yang telah bersarang di kepala selama berjam-jam. Aku segera merapikan peralatan belajar dan meninggalkan kelas yang mulai kosong. Walaupun jam belajar sudah berakhir, namun seperti masih ada yang mengganjal di benakku apalagi kalau bukan mengenai tugas dari guru Bahasa…

  • Maafkan Kakak, Agam!

    “Kak, ayo ke pameran mobil!” adik bungsuku merengek-rengek. Aku yang sedang sibuk mengetik kontan saja merasa terganggu. “aduh, mau ngapain sih, Dek?!” tanyaku dengan suara meninggi. “mau lihat mobil-mobil, Kak.” jawabnya dengan mata yang berbinar-binar. “kata siapa ada pameran mobil? HAH!!!” bentakku semakin kesal. Dia tak menjawab. Dia diam sejenak karena kaget melihatku marah. “kata…

  • Babak Akhir Nestapa Tilu

    Setiap kematian akan tergantikan oleh kehidupan yang baru! Aku menyadari rotasi alam tersebut, walaupun jeda waktu antara keduanya harus berlangsung cukup lama. Limabelas tahun! Itulah waktu yang harus dilalui olehku dan keluarga untuk dapat mengerti apa sebenarnya makna dari sebuah kehidupan. Hari itu adalah hari kelahiran bayi pertamaku. Air mataku menetes perlahan. Air mata bahagia,…

  • Sudut Rindu untuk Arman

    Aku melingkari tangan di bibir cangkir yang masih penuh berisi kopi putih kegemaranku. Aku melirik buku kumpulan puisi karanganku sendiri. Telah lama rasanya aku tak menguntai kata teristimewa di buku itu. Keduanya memang sangat enak dan wangi! Kopi dan puisi adalah makrokosmos yang membentuk seutuhnya diriku. Keduanya mampu membiarkan pikiranku melayang menuju sepenggal kisah yang…

  • Pengalaman Dosen Muda Memeriksa Ujian: Catatan Mawar

    Hari ini saya bertekad menyelesaikan kewajiban memeriksa lembaran jawaban Ujian Akhir Semester (UAS) para mahasiswa. Sisa-sisa “santai” pada long weekend minggu sebelumnya benar-benar memanjakan sehingga saya sempat menunda kewajiban tersebut hehehe….(Sorry, students! Because I need a fresh air through long weekend, too 😛 ) Kebetulan Semester Genap ini saya memegang 5 kelas, sehingga dapat dibayangkan betapa…

  • Pelarian (hanya) Sejenak

    “Allah begitu murah hati. Kita sering puasan senin kamis tiap minggu tapi kadang kita lupa surga kita yang begitu dekat, mudah kita dapatkan dan kita lupakan. Surga itu ada di rumah kita. Surga yang paling mudah dan paling cepat kita dapatkan adalah orang tua kita.” (Ustad Ahmad Alhabsyi, Ada Surga di Rumahmu) Namanya Mie KTP,…

  • Desah Udara Cintaku

    Lembayung senja mendominasi langit sore Menggetarkan siluet lukisan jingga yang menggoda Partikel bersenyawa rohani ciptaan Yang Kuasa pun terpaku, bergeming Aku dan hatiku, merasakan legup-legup nikmat membahana Sungguh cinta ini seakan membelungsing keheningan yang ada Selama ini… Duhai, lelaki di di seberang pelupuk mata Dari titik tempatku berpijak detik ini Bisa kurasakan harum tubuhmu tertiup…

  • Puisi untuk Direnungkan: Rekonstruksi Filosofi Zahra

    Pemikiran beradu bersama takdir di denyut bulunadi Perasaanku seperti tergantung di ujung langit Gelisah meliput hati terdalam, Ditambah atmosfir terlalu dingin untuk menusuk aliran darah, hanyut… Terapi sujud pun menyilang diantara sajadah benang sulam emas, ole-ole dari Mekkah Menyuguhkan rasionalitas akan takdir manusia. Ya Rabb, Kusadari setulus hati bahwa Aku telah menilai doa Ibuku hanya…

  • Deskripsi Tentang si Bungsu: Identifikasi dari Aromanya

    Siang itu panasnya bukan main! Rasanya ingin berendam santai di kolam sambil minum jus jeruk. Ah, pasti segar sekali. Namun sayangnya itu hanya impian di siang bolong yang tak mungkin terwujud, wong sekarang saya sedang di dalam angkot berdesakan dengan penumpang lain. Panas, sempit dan pengap karena bau badan anak sekolah tersebar rata memenuhi semua…

  • Transformasi Internal 26 Tahun

    “Mengapa menyesuaikan diri jika kamu dilahirkan untuk mencolok.” (Dr. Seuss) Happy birthday for my twenty something age this morning! LOL😛 Saya bahagia sekali masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk bisa menyambut matahari Senin awal bulan Agustus tahun ini. Seperti hari-hari sebelumnya, aktivitas saya mulai dari pagi hingga malam masih berkorelasi dengan dunia akademik: kampus, perkuliahan,…

  • Partikel-Partikel Pecah Azab

    Si brengsek itu datang, Meluluhlantakan si lingkar biru, Menjerit sudah isi perut ini, Berdarah sudah tenggorokan ini, Cair sudah energi ini, Hanya untuk berseru, Bahwa partikel-partikel pecah azab itu, telah mencapai akar pasrah…Entah mengapa daun telinga itu tak mampu mendengar suara merdu, Ucapan damai, Seruan salam, Panggilan mesra, Jawaban menggetartarkan kalbu, oh..mungkin partikel-partikel pecah azab…

  • Ingatkan Saja!

    Suasana Parahiyangan aneh, keras jika mengaras, lembut dilembut, sopan menyapa, akrab memeluk, tapi seronok meraja…Aku anak rantauan ! Bukan darah mojang Parahiyangan ! Aku berbeda tak terbiasa dengan baunya… Terasa kaku lidahku bicara, kakiku berat, tanganku sulit mengambil, tapi aku punya logika… Bahwa suasana Parahiyangan harus diakali… bukan lari atau lenyap, tapi tegakkan niat !!…

  • Timbal Tumbal

    Mendengarkan semua orang berkomentar, Miris hati menanggapi, Mereka hanya rakyat, mereka hanya wong cilik, Tak banyak yang bisa mereka mengerti, Selain kurang berpendidikan, mereka juga kurang melawan saat ditipu, Ditaktikan, dikhianati….. Tumpang tindih pemahaman rakyat, Sedangkan tumpang tindih pidato pejabat, Berkomentar dan berjanji demi perubahan, Demi kehijauan mata dan kekenyangan perut, Tepi bukti tak pernah…

  • Tangga Bawah

    Terpacu dingin aliran darahku, Saat lelaki paruh baya bersuara bass pecah menjawab salamku, Nadiku ikut melangkah, Saat suasana alunan musik mengiringi sepatu putihku memasuki ruang 4×4 meter, Ikut berdetak jantungku, Saat sosok itu menghampiriku….Senyum tulusnya memang indah, Setidaknya tidak berubah sejak aku mengenalnya sebulan yang lalu, Tahi lalatnya menawan itu tetap di atas bibir, Setidaknya…

  • Mesin Fax

    Saya merasa bersalah sekali kali ini kepada kedua orang tua. Entah setan dari mana yang masuk tanpa permisi dalam diri saya, sehingga saya melupakan apa yang sedang dibutuhkan oleh ayah saya nun jauh di sana. gggghhhhrrrrr………….(saya marah dengan diri saya sendiri) Ya Allah, ternyata Engkau masih memberikan saya kesempatan untuk merubah kesalahan saya. Dengan tekad…

  • Mencari Dewasa

    Usia bukanlah ukuran dewasa, Paras bukanlah tampilan dewasa, Gaya busana bukanlah bukti dewasa, Selera obrolan bukan pula pandangan dewasa…. dewasa, Dimanakah engkau ? Telah lama ku coba mencari dirimu, Aku mencarimu pada orang-orang yang telah dewasa, Telah mengenalmu melalui proses panjang yang tersrtuktur… Mungkinkah suatu hari aku mendapatkanmu ? Mungkinkah suatu waktu aku menjelma layak…

  • Puisi Buat Rakyat Indonesia

    Karya : Park In Hwan (1926-1956) Orkestra Timur Bertahun-tahun gamelan berkumandang Oh, bangsa yang tak berdaya Indonesia dijajah seperti kami. Tiga ratus tahun sumber alammu dirampas kapitalis Barat Kalau tidak tertahankan penderitaan Kau tidak upaya hidup di bumi yang luas Seluas separuh Eropa Sementara itu gamelan berkumadang sayu. Luasmu 58 kali negeri Belanda Belanda tak…

  • Terheran atas Sahabat

    Dirimu dulu adalah cahaya bersinar terang menerangi lingkungan sekitar wajahmu begitu memancarkan semangat dan asa yang luar biasa membuatku iri intelektual yang kau miliki membuatku berpikir ulang tentang hidup dan aku pun senang menengok keberadaanmu wahai sahabat… Namun, entah mengapa begitu cepat keindahan dirimu musnah Belum lama bumi berputar tetapi kau begitu cepat mengubah arah…

  • Harapan di Pagi Buta

    Tatkala kubuka mata hari ini tak jauh yang kurasakan seperti kemarin hanya saja, entah apa yang membuatku merasa begitu ringan kali ini… Harapan untuk menjadi lebih baik memenuhi ruanganku yang bercat hijau sama dengan warna tunas yang baru muncul di halaman belakang begitu elok dipandang dan membuat retina mata tak mau menarik diri secepatnya…. Aku…

  • Tanjung Periok Berdarah

    (mengapa peristiwa di Tanjung Periok harus mencekam ?) Hari ini ibu Pertiwi menangis melihat anak-anaknya bermain kasar di halaman belakang tanah Tanjung Periok Sang kakak yang masih mengenakan seragam hijau mengambil tameng dan topi pelindung untuk kepalanya Sang adik yang merasa terusik atas niat kakaknya dengan gagah menggemgam cluit, tongkat besi dan senjata tajam…. Sedih…

  • Kotak Korek Api

    Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja! Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang. Ini yang…

  • Sepatu Gundul

    Sepatu? hmm…bicara mengenai sepatu ya. *tengok lemari sepatu. Dari sekian banyak koleksi sepatu yang gue punya, ada sepasang sepatu yang selalu bikin gue merasa malu nggak habis-habis. Gue inget banget, gara-gara gue pake tuh sepatu, akhirnya gue harus menjadi bahan tertawaan sejumlah pedagang dan tukang ojek di pasar Simpang Dago, Bandung. Magrib-magrib lagi! Kalau gue…

  • Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api

    Oleh : W.S. Rendra Bagaimana mungkin kita bernegara Bila tidak mampu mempertahankan wilayahnya Bagaimana mungkin kita berbangsa Bila tidak mampu mempertahankan kepastian hidupbersama ? Itulah sebabnya Kami tidak ikhlasmenyerahkan Bandung kepada tentara Inggris dan akhirnya kami bumi hanguskan kota tercinta itu sehingga menjadi lautan api Kini batinku kembali mengenang udara panas yang bergetar dan menggelombang,bau…